Arenabola.id – Pemerintah Serbia sempat marah dengan Jovic, selaku figur publik yang mengabaikan aturan karantina di negara asalnya.
Luka Jovic mengakui dirinya salah karena melanggar peraturan isolasi mandiri yang diwajibkan kepadanya setelah adanya wabah pandemi virus corona dan siap menerima konsekuensi.
Striker Real Madrid tersebut terlihat keluar dari apartemennya di Serbia, meski sebenarnya ia diharuskan oleh hukum untuk menjalani masa karantina mandiri selama 28 hari.Jovic kembali ke Serbia, kampung halamannya, setelah La Liga musim ini mengalami penundaan karena dampak COVID-19, dengan seluruh skuad Madrid wajib menjalani isolasi mandiri setelah seorang anggota tim basket dinyatakan positif terpapar virus.
Ia awalnya menjelaskan tindakannya itu dengan menyalahkan situasi karena dirinya merasa tidak mendapat instruksi yang tepat mengenai perbedaan aturan karantina di Spanyol dan Serbia.
Namun, pemain berusia 22 tahun itu sekarang mengakui tanggung jawab ada pada dirinya sendiri soal mencari tahu tentang masa karantina dan mengatakan bersedia menerima hukuman apa pun.
“Saya melanggar karantina karena saya tidak mengetahui aturannya,” kata Jovic dalam wawancara dengan AS. “Saya tahu itu sulit dipercaya, tapi benar adanya.”
“Di negara tempat saya datang [Spanyol], dan bahkan di Italia, sejauh yang dapat dilihat di Internet, siapa pun yang berada dalam masa karantina bisa keluar membuang sampah sekali sehari, pergi ke apotek mau pun toko.””Saya pikir aturan yang sama berlaku di sini. Ini kesalahan saya karena tidak mencari tahu dengan baik, namun saya pikir penting untuk menjelaskan kondisi dengan benar, terutama bagi orang-orang yang datang dari luar negeri.”
“Bukan maksud saya menyalahkan pihak berwenang atas keteledoran saya, saya sadar bahwa saya sedang mengisolasi diri, dan ada dokumen yang membuktikannya.”
“Ketidaktahuan saya adalah bahwa saya tidak tahu bagaimana saya harus bersikap diri. Sekali lagi saya menegaskan bahwa yang saya lakukan seperti situasi di mana saya datang.”
“Tentu saja, saya siap menanggung konsekuensi dari ketidaktahuan saya.”