Arenabola.id – Daryono, kiper Badak Lampung yang baru saja meninggal dunia, sosoknya sangat lekat dengan Persija Jakarta. Di kalangan The Jakmania, ia adalah sosok ‘cult hero’.
Kiper kelahiran 5 Maret 1994 itu pertama kali bergabung ke Persija U-21 pada 2012. Setahun kemudian ia langsung dipromosikan ke tim senior.
Sayang kiper asal Semarang itu sulit bersaing dengan Andritany Ardhiyasa yang notabene adalah salah satu kiper terbaik di Indonesia. Menit bermain Daryono di Persija pun sangat terbatas karena sosok Andritany.
Dikutip dari catatan Soccerway, Daryono cuma tujuh kali membela Persija pada ajang resmi (Indonesia Super League-Liga 1) dalam rentang waktu lima tahun atau pada 2013-2018. Meski begitu, ia tetap setia bersama Persija.
Selain bersama Persija, Daryono juga aktif merumput bersama tim TNI Angkatan Laut (AL). Maklum, Daryono memang anggota TNI AL aktif dengan pangkat Sertu.
Daryono kerap absen membela Persija karena aktivitas sepakbola-nya bersama TNI AL. Bisa dibilang, minimnya kesempatan bermain yang didapat Daryono bukan cuma karena persaingannya dengan Andritany.
Minim jam terbang tak membuat kualitas Daryono dianggap remeh. Ia kerap menunjukkan kepiawaiannya di bawah mistar kala dipercaya Persija tampil dalam pertandingan. Tak heran kalau Persija juga terus memberinya perpanjangan kontrak.
Pendukung Persija, The Jakmania, tentu juga ingat dengan Daryono karena pernah terlibat dalam laga kontroversial. Daryono pernah dibobol pemain Persela Lamongan, Diego Assis, yang menceploskan bola dengan tangan.
Pertandingan tersebut terjadi pada Liga 1 2018 saat Persela Lamongan menjamu Persija pada 20 Mei 2018. Saat itu, Daryono adalah kiper Persija yang melakukan protes keras atas disahkannya gol tersebut.
Ada juga insiden di Piala AFC 2018 saat Persija menjamu Home United (kini bernama Lion City Sailors) dimana Daryono melakukan protes keras ke wasit. Meski cuma duduk di bangku cadangan, Daryono melampiaskan ketidakpuasannya atas kepemimpinan wasit.
Ia protes keras sehingga diberi kartu merah di akhir babak pertama dalam laga itu. Daryono kemudian memukul meja fourth official dalam perjalanannya keluar lapangan setelah diusir wasit.
Emosi yang dilampiaskan Daryono mendapat simpati The Jakmania. Mereka pun mengelu-elukan Daryono bagai seorang pahlawan karena merasa suara mereka diwakilkan sang kiper pelapis.
Aksi emosional Daryono akhirnya membuat AFC melarang ia tampil di pentas Asia selama enam bulan. Namun bagi The Jakmania, Daryono dianggap bagai sosok ‘cult hero’ setelah menunjukkan betapa besar cinta sang kiper buat Persija.
Selamat jalan Daryono.