Arenabola.id – Pemilik Hoffenheim, Dietmar Hopp mengklaim vaksin virus corona yang dikembangkannya bisa tersedia pada musim gugur. Hal tersebut diperkuat setelah proses uji coba kepada manusia berjalan sesuai jadwal dalam beberapa bulan mendatang.
Hopp memang telah menjadi sorotan utama dalam pemberitaan sepakbola Jerman sejak pergantian tahun, dengan para suporter timnya memprotes pengaruhnya di belakang layar Bundesliga.
Pria berusia 79 tahun tersebut saat ini memegang saham mayoritas Hoffenheim dengan total 96 persen sahamnya berada di klub. Dukungan finansialnya telah membawa Hoffenheim naik dari kasta bawah sepakbola Jerman menjadi kontestan reguler Bundesliga.
Partai kandang Hoffenheim baru-baru ini melawan Bayern Munich sempat dua kali ditunda, ketika staf klub harus menurunkan spanduk yang menyerang pribadi Hopp, salah satunya berbunyi: “anak j*lang.”
Fans sepakbola Jerman meyakini bahwa Hoffenheim dijalankan tanpa mengindahkan aturan “50-1”, yang memungkinkan suporter untuk memiliki saham di klub. Mereka juga menilai Hoffenheim merusak sepakbola modern, seperti yang dituduhkan kepada RB Leipzig.
Bundesliga kini menghadapi hambatan lain yang jauh lebih krusial belakangan ini karena adanya wabah virus corona. Hal tersebut bahkan berimbas pada penundaan kampanye musim 2019/20 ini.
Hopp saat ini juga merupakan investor utama di perusahaan biofarmasi, CureVac, yang tengah bekerja mengembangkan vaksin untuk memerangi COVID-19.
Sang pimpinan Hoffenheim telah mengungkapkan bahwa CureVac berada di baris terdepan dalam penanganan krisis sejak pergantian tahun. Ia juga bersikeras bahwa terobosan mengenai vaksi bisa dilakukan dalam enam hingga tujuh bulan ke depan.
Ketika ditanya berapa lama sebelum vaksin bisa dirilis ke publik, Hopp mengatakan kepada Sport1: “Itu tergantung pada Paul-Ehrlich-Institute (lembaga vaksin Jerman).”
“Itu harus diuji terlebih dahulu dengan hewan dan kemudian manusia. Tapi saya pikir vaksin baru bisa tersedia pada musim gugur, saat gelombang infeksi berikutnya mungkin akan datang.”
Potensi munculnya vaksin sudah mulai menimbulkan kontroversi. Diikuti dengan beberapa media Jerman mengklaim presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump tertarik untuk merekrut sejumlah ilmuwan Jerman untuk bekerja bagi AS.